Jika nanti saya telah menikah dan memiliki anak, saya ingin
lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Berusaha menjadi sosok seorang ibu
yang selalu ada untuk anak-anak saya. Saya ingin menjadi ibu yang pintar bagi
mereka agar tak perlu repot-repot mencari orang lain untuk mengajari,
semampunya saya akan berusaha untuk mendidik mereka dengan tangan saya sendiri.
Memang sekolah adalah sarana belajar tapi bukankah sebelum anank-anak sekolah,
tempat pertama mereka belajar adalah rumah dan seorang ibu merupakan pendidik
awal bagi anak-anaknya kelak. Seorang ibu memiliki andil atau pengaruh yang
besar terhadap kualitas seorang anak.
Jika ada yang menanyakan untuk apa perempuan sekolah
tinggi-tinggi jika pada akhirnya menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengurus
suami dan anak, maka ketahuilah bahwa ilmu yang telah didapat sungguh takkan
pernah sia-sia. Pernah mendengar cerita tantang almarhumah ibu Ainun? Ketika
itu beliau dihadapkan pada sebuah pilihan antara terus bekerja atau mengurus
anak, beliau akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai seorang dokter.
Dan alasan dari keputusan beliau sungguh membuat saya sadar bahwa waktu yang
kita habiskan bersama anak sungguh amat berharga. Mungkin dijaman sekarang,
seorang istri yang ikut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga merupakan hal
yang lumrah, saya tidak bisa mengatakan hal tersebut salah karena keadaan tiap
orang berbeda-beda, namun sunggguh saya
berharap semoga kelak Alllah karuniakan rizki yang cukup untuk keluarga saya agar
tak perlu saya tukar waktu berharga bersama anak dengan bekerja mencari uang.
Ya… mungkin dengan uang yang banyak, saya bisa saja memfasilitasi atau
menyediakan
Oleh karena itulah mengapa saya ingin merawat, menjaga,
mendidik mereka dengan sepenuh jiwa dan raga saya. Saya ingin menjadi orang
pertama yang melihat setiap perkembangannya, memandikannya, menemaninya
bermain, mendidik dan satu lagi… saya punya impian untuk menjadi orang pertama
yang mengajarinya mengaji, mengenalkan huruf hijaiyah sambil mendengarkan ia
mengeja, saya ingin ia mencintai Al-qur’an. Saya kira jika moment seperti ini
harus dibayar dengan nilai mata uang, rasanya saya tidak menemukan nilai yang
pantas karena ia tak dapat dibeli, waktu tak pernah dapat kembali sebanyak
apapun kita sanggup membayar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar